CakNun.com

Berlusin Keberuntungan dalam Kebaikan dan Keindahan

Liputan 12 Tahun Bangbang Wetan, 28 September 2018
Redaksi
Waktu baca ± 2 menit

Berlusin keberuntungan. Begitu tema Bangbang Wetan di dua belas tahun ulang tahunnya malam ini, Jumat, 28 September 2018. Dan benar saja, berlusin-lusin keberuntungan itu terpancar di sini, gedung Balai Pemuda, Surabaya.

Robbanaa maa khalaqta haadza baathiilaa. Begitu digarisbawahi Bapak  Bupati Muda dari Trenggalek itu. Bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan segala sesuatu secara percuma. Selalu ada maksud dan tujuan pada setiap penciptaan-Nya. Dan bagian dari keberuntungan itu adalah ketika kita bisa tetap dalam kesadaran, bahwa tidak ada yang sia-sia atas segala apa yang menimpa diri kita. Hingga kita pun tak pernah berhenti untuk selalu berusaha mencari dan menemukan setiap kebaikan dari apapun saja. Turut hadir pula, Bapak Nasih, rektor dari Universitas Airlangga. Di kesempatan yang penuh kebahagiaan ini, Pak Nasih menyampaikan rasa terima kasihnya kepada jamaah Maiyah, terlebih kepada Bangbang Wetan. Menurut pengakuan beliau, Maiyah sangat memberikan dampak positif bagi para mahasiswa di Surabaya, terlebih mahasiswa Universitas Airlangga. Memperkuat pengakuan Pak Nasih, Cak Suko pun menambahkan. Dalam lima tahun terakhir ini, jumlah kelulusan mahasiswa di Surabaya terus meningkat. Dan masih dalam penuturan Cak Suko, banyak peran Maiyah dalam peningkatan kelulusan mahasiswa Surabaya ini. Berbicara perihal keberuntungan, Mbah Nun menuturkan bahwa keberuntungan itu juga bisa kita rasakan di Maiyah, terlebih beberapa bulan terakhir ini. “Anda mengalami apa yang sudah hilang sejak empat belas abad.” Sejak wafatnya Rasulullah, Islam sudah diwarnai dan ditunggangi kepentingan-kepentingan. Sedang di sini, kita tidak menemukan Islam yang seperti itu tadi. “Kanjeng Nabi ngongkon dadi wong apik.” Kanjeng Nabi tidak mengharuskan kita untuk menjadi orang Islam. Yang lebih ditekankan Kanjeng Nabi adalah agar kita bisa belajar untuk menjadi orang baik. Kehadiran Cak Kartolo juga tak kalah menambah keindahan suasana. Tak ada tawa yang tak lepas saat mendengarkan Cak Kartolo bertutur kata. Kalau boleh mengatakan, kehadiran beliau-beliau dan semua jamaah di malam dua belas tahun Bangbang Wetan, ini sudah menjadi suatu keberuntungan tersendiri. Dengan kehadiran para Marja’ Maiyah, para guru, dan semua jamaah, ini bisa membukakan suatu kesempatan untuk kita saling belajar satu sama lain. Saling sinau dalam ikatan tali silaturahim antar orang-orang yang mutahabbiina fillah. Dan semoga ini semua mendapatkan ridla dari Gusti yang mengendalikan semesta dari segala arah. Selamat Bangbang Wetan. Kehadiranmu telah mengundang kebahagiaan banyak orang. Bagaimana mungkin kau tak membahagiakan dan tak dirindukan banyak orang, jika kenyataannya semua turut berduyun-duyun datang dalam mensyukuri hari kelahiranmu. Mbah Nun, Syaikh Nursamad Kamba, Ibu Novia, Pak dhe-Pak dhe KiaiKanjeng, dan semua yang hadir di sini, semua bersyukur atas kehadiran dan segala proses yang telah kau lalui. Sekali lagi, selamat. Berlusin-lusin keberuntungan telah dan masih akan tetap membersamaimu. (Hilwin Nisa)

Lainnya

KiaiKanjeng of the Unhidden Hand

KiaiKanjeng of the Unhidden Hand

Sejak jum’at siang (8/5) KiaiKanjeng sudah berada di Jakarta untuk malamnya menghadiri Kenduri Cinta, setelah menjalani rangkaian Maiyahan di Jawa Timur, mulai tanggal 4 Mei 2015 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian 5 Mei 2015 di Universitas PGRI Adibuana Surabaya, dilanjutkan tanggal 6 Mei-nya di Sidoarjo.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta
Hilwin Nisa
Hilwin Nisa

Tidak

Tidak