Bayi
Syukur kepada Allah yang pada 22 Mei 1998 mengusirku dari sawah garapanku dan memaksaku untuk membuang cangkulku.
Aku dilarang bertanya: bagaimana makan minum anak-anak, istri dan semua keluargaku?
Aku pergi menelusuri jalan sunyi yang Ia tuntunkan. Di kiri kanan berderet kandang-kandang peternakan.
Ulaika kal an’am, bal hum adholl.
Kemudian kutemukan bayi tergeletak di tepi jalan. Kuambil, kugendong dan kurawat sampai hari ini.
Bayi itu bernama “M”.