Antara Muhammad dengan Manusianya
Di sekolah dan universitas di mana manusia digiring ramai-ramai untuk belajar, tidak ada kuliah pembelajaran yang membedakan antara diri dengan kehadiran. Antara diri-sejati dengan alat-hadir. Antara truk dengan muatannya. Jangankan yang jauh-jauh seperti memilah antara lukisan dengan warna dan guratannya. Antara puisi dengan kata dan susunannya. Apalagi kalau lebih jauh. Menemukan renggangan antara Muhammad dengan manusianya, dengan kenabiannya, dengan kerasulannya, dengan ka-mahbub-an dan ke-habib-annya, serta berbagai koordinat dan silang hakikat lainnya. Sedangkan antara apa bagaimana Nabi dengan siapa kenapa di mana Rasul saja tidak diurus dengan cukup tekun oleh kebanyakan manusia.