Anak-anak Muda di Pabrik Gula
Ini Malang. Bukan kota-kota lain. Lihatlah, berjubel-jubel orang segitu banyaknya memasuki halaman Pabrik Gula (PG) Kebonagung Pakisaji Malang. Sejak usai maghrib sudah membanjir. Antusiasime yang tak pernah pudar. Kempel cinta mereka kepada Mbah Nun. Layaknya cinta anak kepada orang yang menjadi orangtua bagi mereka. Anak-anak muda, putra-putri, dari seluruh Malang Raya ini tumpah di sini, puluhan ribu jumlahnya. Orang-orang dewasa maupun anak-anak juga banyak. Mereka mau Maiyahan bersama Mbah Nun.
Ketika Mbah Nun bersama jajaran pimpinan berjalan kaki menuju lokasi, sampai pagar pintu utama PG, benar-benar rapat kanan kiri orang, haruslah merambat sedikit demi sedikit. Semua mata tertuju kepada arus yang sedang menyisir di sisi pinggir, sebagian berteriak memanggil nama Mbah Nun.
Pabrik Gula Kebonagung malam ini menggelar Sinau Bareng dalam rangka Selamatan Buka Giling produksi gula untuk tahun 2018 ini. Mereka minta doa restu kepada Mbah Nun dan masyarakat agar produksi yang segera dimulai ini bisa lancar, berhasil, melimpah, dan membawa berkah. Tentang selamatan ini Mbah Nun punya ulasan sangat komprehensif. Baca pada catatan selanjutnya nanti.
Saat laporan singkat ini dibuat, kami menebarkan pandangan ke berbagai penjuru. Benar-benar samudra manusia terhampar di depan mata. Bahkan di sisi kanan panggung yang adalah area mesin giling juga dipadati orang-orang. Semua wajah menatap ke panggung dengan konsentrasi yang ajaib. Rapi semua, meski karena ini Malang nuansa ekspresif dan interaktif mewarnai. Suara-suara aktif karena tersatukan oleh gaya komunikasi Mbah Nun yang benar-benar mengerti jiwa mereka.
Sementara itu, jalan di depan PG adalah jalan yang menghubungkan Malang menuju Kepanjen dan seterusnya yang sehari-hari ramai. Sekitar maghrib tadi harus dikawal ekstra oleh petugas, karena haruslah dipandu jamaah atau anak-anak muda yang mulai berdatangan, terutama yang menyeberang jalan.
Saat tertentu tadi, ketika Sinau Bareng sudah berjalan, terlihat beberapa truk besar lewat pelan, sopirnya menoleh ke arah PG. Mungkin mereka heran, acara apa itu kok tampak sebagian orangnya berpeci, ada juga yang berbaju koko, meski kebanyakan berbaju sebari-hari, tapi terdengar musik yang tak lazim bagi sebuah acara pengajian. Ada campursari, rock, pop, dll.
Kalau kami bisa jawab langsung jarak jauh, kami akan bilang, ini acara selamatan Buka Giling PG Pak, tapi yang barusan Sampeyan lihat adalah sebagian kecil dari proses buka giling kepada mereka-mereka yang hadir ini oleh sosok bernama Mbah Nun.
Dibuka giling jiwa dan pikiran mereka, agar mereka bisa buka giling buat mereka sendiri, juga buat keluarga mereka. Persis seperti yang sudah Mbah Nun katakan di awal. Dongakke wae Pak, arek-arek iki mampu menggiling diri menjadi generasi yang siap menyongsong masa depan. (hm)