Allahu Akbar
Para ilmuwan yang mendalami ilmu, berapa kali sehari ia bertemu dengan kekaguman-kekaguman yang semestinya membuat ia berucap Allahu Akbar. Para seniman tak usah menghayati puisi tingkat tinggi, para pekerja sosial tak usah meneliti keruwetan dan keajaiban proses-proses masyarakat, para wartawan tak usah mendaki gunung dan mengeruk perut bumi, para negarawan tak usah menatapi hamparan-hamparan amat luas dari keindahan zaman dan sejarah kemanusiaan, untuk tiba pada kelayakan ucapan Allahu Akbar. Mereka cukup membayangkan kerja usus di perutnya. Allahu Akbar akan terloncat dari mulutnya setiap kali.