CakNun.com
Daur 2112

Tuhan dalam Undang-undang

Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

“Masyarakat menyebut-Mu dalam sujudnya, bahkan mencantumkan-Mu dalam filosofi dan undang-undangnya, namun meyakini bahwa tidaklah relevan dan proporsional untuk meletakkan-Nya sebagai faktor primer dalam rapat-rapatnya, dalam musyawarah pembangunan Negaranya. Aku berlindung kepada-Mu dari kelalaian yang memalukan hakikat kemakhlukan manusia itu, terlebih lagi tingkat ahsanu-taqwimnya. Wahai Maha Penuntun, letakkan aku di bagian dari jalanan-jalanan menuju-Mu yang memungkinkan aku ditimpa kelalaian ber-Iqra`

“Dengan segala ketidakberdayaan hakikat dan wujudku, berilah aku tanda-tanda bahwa aku tidak berada di dalam golongan orang yang Engkau sesatkan. “Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia”. [1] (Al-Mudatstsir: 31)

“Tiap saat aku berpapasan dan berada dalam kerumunan sejuta wajah, yang aku tidak pernah benar-benar tahu yang mana wajah para Malaikat-Mu dan mana wajah Iblis dan Setan yang begitu canggih menjalani perjanjian dengan-Mu untuk menggelincirkan langkahku. Aku tak pernah matang penglihatan dalam mengamati mana prajurit-prajurit Malaikat-Mu dan mana anggota-anggota pasukan Iblis-Mu, yang sangat tekun dan teliti mencari dan menemukan bukti kebenaran hipotesisnya bahwa manusia adalah makhluk perusak bumi dan penumpah darah sesamanya”

“Demi penantian rindu-Mu kepada para pecinta-Mu, aku memohon kepercayaan-Mu bahwa tak pernah aku memisahkan-Mu dari alam, dunia, Negara, dan apapun saja. Tak pernah aku tak menemukan-Mu di setiap sapuan angin yang menerbangkan debu. Aku tak hanya menerapkan-Mu dalam undang-undang kehidupanku: aku bahkan selalu bersetia berada di dalam Undang-undang-Mu”.

Lainnya

Belajar Manusia Kepada Sastra

Belajar Manusia Kepada Sastra

Sastra Generasi Millenial

Sejak hampir dua dekade yang lalu lahir Generasi Millenial, juga dalam sastra.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Exit mobile version