Tidakkah Neraka Memuaskanmu
Betapa banyak Allah memaparkan kisah tentang kedhaliman dan tipu daya manusia, kemudian pernyataan pasti membalasnya. Bagaimana mungkin Markesot tidak menjadi tenang dan bergembira karena itu. Akan tetapi kebobrokan dan kehancuran yang berlangsung di sekitarnya, di era sejarah yang ia sedang mengalaminya, membuat Markesot hampir selalu gagal untuk bersabar.
Nuh berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, dan melakukan tipu-daya yang amat besar”. [1] (Nuh: 21-22).
Markesot menertawakan dirinya sendiri: Wahai Markesot, memangnya siapa yang mendurhakaimu? Para penindas di Negerimu itu mendurhakai Allah, bukan mendurhakaimu. Kenapa yang rewel kamu?
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”. [2] (Ali ‘Imron: 120).
Wahai Markesot, apakah selama puluhan tahun hidupmu ada penguasa yang berani menyentuhmu? Apakah engkau ditimpa oleh penindasan dan tipu daya mereka? Apakah kemerdekaan dan ketidak-tersentuhan hidupmu oleh tangan penguasa, tidak cukup bagimu sebagai bukti dari kepedulian dan perlindungan Tuhan kepadamu?
Tuhan sangat tegas menjanjikan neraka bagi para penindas di bumi, apakah itu tidak cukup bagimu? Apakah dahsyatnya neraka masih kurang memuaskan nafsu balas dendammu?
“Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. [3] (Yasin: 21).