Tetap Tak Lupa Memikirkan Keberdayaan Diri


Majelis kegembiraan dan kemesraan ilmu Maiyah MS malam ini masih berlangsung di tengah sebuah negeri yang mengalami perseteruan politik tiada habis, kesemrawutan ekonomi, keterbolak-balikan nilai, kesalah-kaprahan budaya, dan nafas peradaban yang makin ngos-ngosan.
Setelah pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur`an Pak Toto naik panggung disertai tim Redaktur Maiyah yakni Mas Helmi dan Mas Jamal. Pak Toto mengajak tim redaktur untuk mengelaborasi point-point dari tulisan Mbah Nun yang berjudul “Bertanam Kesuburan di Kebun-kebun Maiyah”.
Mas Helmi dan Mas Jamal bergantian memberikan pointers-pointers dari tulisan tersebut. Baru pada paragraf awal saja, sudah begitu banyak ilmu yang didapat. Bukan itu saja, tulisan ini juga disampaikan merupakan haluan baru bagi para JM.

Mas Jamal misalnya, memberi penekanan bahwa intinya adalah pada kutipan ayat “walaa tansa nashibaka minad-dunya”. Senada pula, Mas Helmi menambahkan dari paragraf awal saja kita bisa membaca bahwa jangan sampai kecintaan JM pada Indonesia jangan sampai membuat manusia-manusia Maiyah terlupa akan panghidupan pribadi dan keluarganya.
Pak Toto menyambung, Maiyah seperti anomali di zaman yang sekarang.
Zaman memang sedang serba mengkhawatirkan. Baru pada MS bulan lalu, Mbah Nun menyampaikan bahwa ada satu nama yang ditunggu untuk masuk dalam daftar nama tersangka E-KTP dan tepat malam ini rupanya yang dimaksud telah ditersangkakan. Ini bisa jadi akan merombak peta koalisi perpolitikan nasional negeri sebrang.
Maiyah memang bukan golongan yang mengasingkan diri dari dunia. Namun apa yang terjadi di luar sana biarlah tidak berpengaruh pada ketenangan batin di dalam Maiyah. Mbah Nun masih mengingatkan untuk tetap memikirkan keberdayaan diri di tengah zaman yang makin tidak jelas tata nilainya. (M. Zuriat Fadil)