Tak Sezarrah Penganiayaan
“Mereka malah bekerjasama dengan Ya’juj Ma’juj. Mereka berkoalisi dengan kekuatan-kekuatan dari luar yang merampok mereka”
“Sejak awal-awal kami sering berinteraksi dengan Pakde Paklik serta mengenal cara pandang Mbah Markesot, kami tidak sengaja di tengah masyarakat selalu menantikan aka nada tokoh atau pemimpin yang mengatakan sebagaimana Allah menggambarkan tentang penganiayaan terhadap diri mereka sendiri”
“Dan sesungguhnya, jika mereka ditimpa sedikit saja dari azab Tuhan-mu, pastilah mereka berkata: ‘Aduhai, celakalah kami, bahwasanya kami adalah orang yang menganiaya diri sendiri’“. [1] (Al-Anbiya: 46).
“Padahal Allah begitu amat pemurah kepada manusia.“Tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya”. [2] (Ali ‘Imron: 108). “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah”. [3] (An-Nisa: 40). Jadi rupanya kami sendiri saja yang sok sibuk mencari nasib bangsa ini pada kisah Nabi Nuh, Nabi Ismail, atau Nabi Yunus dan Nabi Yusuf. Kami GR-GR sendiri. Sebenarnya kami pahit dengan itu. Sangat berbeda bahkan hampir sama sekali bertentangan antara pengetahuan yang kami peroleh di luar dengan yang kami dapatkan dari Pakde Paklik”
“Allah banyak sekali memperingatkan manusia: “Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”. [4] (Hud: 101). Tapi tak ada pemimpin Bangsa atau pemuka Agama yang pernah mengemukakan tema semacam itu. Batas urusan Negara hanya makan minum, rumah, listrik, dan kendaraan. Batas urusan Agama hanya shalat lima waktu, membangun Masjid dan pengumpulan zakat serta sedekah. Warga negara dan Ummat Beragama ribut tentang hal-hal besar yang sebenarnya kabur di pandangan mereka: Pancasila dan Khilafah, Bhinneka Tunggal Ika dan Radikalisme…”.