Sinau Bareng Masyarakat Banjarjo Panggang Klaten
Setelah tadi malam Sinau Bareng di komplek Perumahan Korem 072/Pamungkas di Kota Baru, malam ini Cak Nun dan KiaiKanjeng berada di desa Banjarjo Panggang Klaten untuk Sinau Bareng yang diselenggarakan oleh PT Rejeki Agung Mandiri yang tengah berkhidmat Tasyakuran.
Menuju lokasi ini, perjalanan melewati desa-desa selepas Candi Prambanan belok kiri. Desa ini tak jauh dari perbatasan antara DIY dan Jateng. Suasana desa dan hawa dingin menyelimuti. Tak ada bising kendaraan bermotor yang mendominasi seperti di kota Jogja. Warga masyarakat berjalan menuju lokasi, membawa keluarga, semuanya bergegas mau menyimak pengajian Cak Nun.
Atmosfer Sinau juga sangat terasa dari semua narasumber yang berada di panggung. Dalam bahasa masing-masing, semua menyatakan ingin Sinau dan mendapatkan wawasan dari Cak Nun. Dari Kapolsek, Danramil, salah seorang anggota DPRD, Sekcam, hingga tuan rumah sendiri. “Melalui Sinau Bareng ini, kami ingin belajar menjadi manusia yang baik, Cak,” kata Sohibul Bayt.
Sebelum itu, Cak Nun telah memulai Sinau Bareng ini dengan mendoakan jamaah, mengajak mereka membaca Al-Fatihah, mengingat tiga doa dari para Nabi untuk diamalkan pada waktu-waktu darurat, menyadari kenyataan manusia sebagai minadl dlolimin (bagian dari orang-orang yang menganiaya diri), memberikan cara melihat keadaan lewat view sederhana seperti ‘pathok sedang jebol katut kambing, sehingga berlari kesana kemari mengikuti gerak liar kambingnya’.
“Pekerjaan saya adalah mencari pathok yang dibawa lari sang kambing itu untuk ditancapkan lagi,” kata Cak Nun menggambarkan peran-peran yang kenyataannya harus beliau lakukan selama ini dalam banyak hal. Peran yang dilukiskan justru untuk disadari sebagai kebutuhan bersama: yàitu mencari pathok kehidupan untuk ditancapkan lagi. Kita sebagai masyarakat, warga negara, maupun makhluk bernama manusia tengah kehilangan pathok.