Posisi Musik KiaiKanjeng

Salah satu bagian integral dan penting dalam Ngaji Bareng Mbah Nun dan KiaiKanjeng adalah musik KiaiKanjeng. Sudah sering diterangkan tentang sifat dan posisi musik KiaiKanjeng yakni sebagai musik komunikasi sosial. Tetapi, tak ada salah kita mengingat kembali untuk melengkapi keperluan pembelajaran akan hakikat manusia dan watak kehidupan.
Tatkala tadi Mas Kurniawan Radar Malang bilang Mbah Nun adalah guru bangsa karena tidak kemana-mana tapi ada di mana-mana, penjelasan ini justru dipakai untuk menggambarkan musik KiaiKanjeng. Itulah musik yang tidak ke mana-mana (tidak berada pada aliran tertentu), tapi bersiap ada di mana-mana untuk berbagai keperluan yang mengimplikasikan harus mampu membawakan beragam jenis dan genre musik.
Malam ini, sejumlah jenis lagu telah dihadirkan KiaiKanjeng dengan maksud dan relevansinya masing-masing pemahaman-pemahaman. Termasuk pemahaman berdasarkan pengalaman empiris KiaiKanjeng. Salah satunya persentuhannya dengan Cat Stevens Yusuf Islam yang pernah menghadiri pentas KiaiKanjeng di Soas Inggris.
Cat Stevens pernah menganggap musik tak boleh. Saat bertemu Mbah Nun di sana, Mbah Nun mengemukakan kepadanya bahwa musik itu berfungsi mengantarkan seseorang dari satu kondisi ke kondisi lain. Tujuannya bisa baik, bisa tidak. Tetapi kalau tujuannya baik tentu tak soal. Kini Cat Stevens telah berkeliling pentas lagi, juga merilis beberapa album. Untuk mengenang pertemuan KiaiKanjeng dengan Cat Stevens, KiaiKanjeng membawakan lagu ciptaan Cat Stevens dari album Tea for the Tillerman (di rilis pada 1970) berjudul Wild World yang diaransemen ala KiaiKanjeng dan dibawakan Doni. Lagu Wild World ini pada tahun 1993 pernah sangat populer ketika dinyanyikan band rock Mr. Big.
Ada pula lagu Perdamaian Nasida Ria ditembangkan Mbak Nia dan Mbak Yuli untuk menghormati legenda musik qasidah modern di Indonesia yang sampai sekarang masih berkiprah. Mas Alay sempat diminta bawakan lagu Letto Cinta Bersabarlah sehubungan dengan adanya Mas Patub Letto yang malam ini menggantikan posisi mas SP. Joko yang tak bisa bergabung karena sedang ke Perancis bersama Mas Jijid untuk melatih musik di sana. Di awal juga telah dihadirkan nomor pujian Asyhadu Alla Ilaha Illallah dalam nuansa Jawa. Dan awal sekali sesudah Mbah Nun melantunkan surat an-Nuur ayat 35, musik KiaiKanjeng telah hadir dalam kekhusyukan beberapa nomor shalawatan untuk mendoakan hajat Universitas Brawijaya dan Jawa Pos Radar Malang.
Termasuk dari penjelasan tentang musik yang dihadirkan KiaiKanjeng dalam ragam jenis dan aliran, Mbah Nun mengajak, “Jangan gampang gelut. Ayo kita kembali kepada prinsip dasar.”