Persambungan Kasih Sayang
Dalam memperingati ulang tahun ke-71 Kabupaten Sukoharjo, malam ini Pemda Sukoharjo berhajat menyelenggarakan Sinau Bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng. Bertempat di proliman (perlimaan) dan sepanjang jalan Veteran arah alun-alun Sukoharjo, masyarakat telah memadati lokasi sejak lepas Isya.
Pemda Sukoharjo melalui Sinau Bareng dengan tema “Silaturahmi Kebangsaan untuk Memperkuat NKRI” ingin mengajak masyarakat Sukoharjo semakin memperkuat persaudaraan kemanusiaan di antara mereka meski berlatar belakang keagamaan yang berbeda-beda.
Merespons tema ini, Mbah Nun memberi pijakan ilmu dengan menyitir Al-Hujurat: 13. Inna khalaqnakum min dzakarin wa untsa wa ja’alnakum syu’uban wa qabailan, lita’arafu. Inna akramakum ‘indallahi atqakum. Setidaknya ada empat kata kunci yang diurai Mbah Nun dari ayat tersebut: dzakarin wa untsa, syu’uban wa qabail, lita’arafu, atqakum.
Dzakarin wa untsa adalah potensi kelelakian dan potensi keperempuanan yang keduanya ada pada baik laki-laki dan perempuan. Syu’uban wa qabail: perbedaan-perbedaan. Lita’arafu: saling mengarifi satu sama lain, saling tersambung. Atqakum: bahwa yang dinilai Allah adalah taqwa masing-masing. “Mari kita tidak perlu merasa lebih tinggi satu sama lain. Lebih baik kita saling bersikap rendah hati dan mendoakan semuanya sama-sama diterima Allah”, pesan Mbah Nun.
Setali dengan Al-Hujurat: 13 itu, Mbah Nun mengungkapkan kecocokannya dengan tema malam ini yang memilih menggunakan kata Silaturahmi. Sesuai dengan maknanya, bahwa persambungan (silah) yang dilakukan tiada lain bahwa landasannya harus kasih sayang (rahman).
Sepanjang sore, hujan turun membasahi Sukoharjo termasuk lokasi Sinau Bareng ini. Di tengah berlangsungnya Maiyahan hujan juga beberapa kali menyapa. Meskipun begitu, masyarakat tetap dengan khusyuk memyimak Sinau Bareng.