CakNun.com

Pengamen Mencari Sejatinya Hidup

Redaksi
Sejatinya hidup adalah menjalankan apa yang dikehendaki oleh yang menciptakan Anda. Sekolah atau menuntut ilmu adalah cara atau proses untuk mengetahui kehendak Allah.
Klik gambar untuk memperbesar.

Sinau Bareng bersama Mbah Nun dan KiaiKanjeng kadangkala bukan terutama soal tinggi atau luasnya ilmu, tetapi kesungguhan belajar atau sinau untuk hidup. Dan malam ini, berlangsung contoh nyata prinsip itu.

Ketika Mbah Nun meminta partisipasi jamaah, seorang anak muda menyibak jalan dari tengah jamaah dan menuju panggung. Berkalungkan gitar sederhana, ia mengenakan kaos dan celana jeans yang ada robekan di beberapa bagian depannya.

Ia, yang ternyata punya pekerjaan sambilan sebagai pengamen, mulanya ke sini karena diajak temannya. Ada pengajian Cak Nun. “Wah kepeneran, aku arep takon Mbah Nun,” katanya kepada temannya itu. Ia berdiri, menyumbangkan lagu Cinta Tak Berbatas Waktu-nya Anie Carera, dan mendapatkan apresiasi jamaah. Usai lagu ini, ia mengemukakan pertanyaan yang ingin disampaikannya kepada Mbah Nun. “Sejatine urip niku nopo Cak?”.

“Sejatinya hidup adalah menjalankan apa yang dikehendaki oleh yang menciptakan Anda. Sekolah atau menuntut ilmu adalah cara atau proses untuk mengetahui kehendak Allah,” Mbah Nun merespons dalam bahasa Jawa. Jawaban ini lantas berlanjut dengan pertanyaan-pertanyaan lebih dalam dari si pemuda itu. Ia sungguh-sungguh bertanya dan mencari.

Itulah salah satu peristiwa yang berlangsung malam ini. Pesan Mbah Nun pun sangat indah buat dia untuk bekal mengamen. “Kalau mengamen sebaiknya karena niat mempersembahkan keindahan dan jasa kepada orang lain, jangan karena pamrih duitnya. Minimum tulus dalam ngamen.” Dan Sinau Bareng pun merambah sampai soal mengamen.

Foto: Adin (Dok. Progress)
Lokasi: Lap. Jepang, Mejobo, Kudus - 28 April 2017

Lainnya

Exit mobile version