Padhangmbulan Spesial Fuadussab’ah
Majelis ilmu Padhangmbulan Jombang edisi bulan Syawal 1438 H atau bertepatan dengan Sabtu 8 Juli 2017 akan berlangsung tidak seperti biasanya. Mengapa?
Karena pada malam Padhangmbulan itu, perwakilan simpul-simpul Jamaah Maiyah Nusantara akan hadir dan bersama Mbah Nun, Syaikh Nursamad Kamba, Yai Tohar, Para Sesepuh lain, Mas Sabrang, KiaiKanjeng, Yai Muzammil, dan jamaah Padhangmbulan akan mangayubagya, mensyukuri, dan “merayakan” ulang tahun Cak Fuad yang ke-70.
Seperti bersama kita tahu, Cak Fuad adalah Kiai-nya Padhangmbulan yang sejak awal berdirinya majelis ilmu ini dua puluh empat tahun silam telah setia dan istiqamah mengampu pengajian dan pengkajian ilmu di dalamnya khususnya tafsir Al-Quran bersama Mbah Nun. Tafsir Tekstual dan Tafsir Kontekstual, demikian rel kajian ilmu di Padhangmbulan.
Cak Fuad juga merupakan Marja’ Maiyah yang menjadi rujukan, acuan, dan khasanah ilmu bagi pergerakan Maiyah dalam memahami dirinya, lingkungannya, maupun yang terpenting adalah bagaimana membantu jamaah Maiyah memahami ajaran Islam yang substansial-esensial dan memimplementasikannya dalam keadaan-keadaan zaman yang tak selalu mudah.
Untuk turut mensyukuri milad Cak Fuad ke-70 ini, pada saat Padhangmbulan 8 Juli 2017 nanti akan hadir ke tengah-tengah jamaah Buletin Maiyah Jawa Timur (BMJ) edisi khusus yang menyajikan dan mengantarkan tulisan-tulisan spesial mengenai sosok Cak Fuad.
Di antaranya tulisan permenungan historis Mbah Nun berjudul “Fuadus-Sab’ah”, Syaikh Nursamad Kamba menulis jernih “Untung Ada Maiyah”, Yai Tohar memotret “Manusia Lurus”, Yai Muzammil merenang di “Segoro Cak Fuad”, Mas Sabrang MDP belajar “Tonggak Domba”, dan tulisan lain dari para penggiat Maiyah, serta menu lain yang sama spesialnya.
Mari bersama kita berterima kasih kepada Cak Fuad.