Mengkafiri Langit
Revolusi Materialisme berasal dari belahan dunia luar Nusantara di mana langit dikafiri. Tidak sekedar matahari digerhanai oleh Bumi sehingga rembulan kehilangan fungsi. Apa maksudnya?
Hakikat dan fungsi langit ditutupi oleh supremasi bumi. Suatu pandangan hidup di mana bumi adalah pangkal dan ujung kehidupan. Bumi adalah tempat kelahiran dan kematian. Bumi adalah terminal awal dan tujuan akhir. Bayi lahir di permukaan bumi, kelak jenazahnya dikubur pula di bumi: dan kehidupan selesai. Bukannya tidak dikenal sorga dan neraka, tetapi konsepnya tidak jelas. Sorga dan neraka hanya batas cakrawala dari pengetahuan manusia, sehingga tidak pernah menjadi substansi primer dari kehidupannya.
Bumi adalah wahana gebyar materialisme, jika puncak kenikmatan adalah sistem nilai materi. Kemewahan di bumi tidak ada sekuku hitam dibanding kemewahan dan gemerlap kenikmatan sorga, dengan syarat manusia meningkatkan kualitas rohaniahnya, software kejiwaannya. Atau dengan kata lain, dengan syarat manusia menelusuri wujud sejati bahwa materialisme hanyalah kulit luar dari semesta cahaya rohani yang kelak dihamparkan oleh sistem wujud sorga.
Tetapi konsep tentang sorga dan langit dipenggal. Ditutupi. Dan aplikasi pengkafiran langit itu merambah hingga ke ranah apapun saja dari kehidupan manusia yang dipimpin oleh benua kefasikan itu.
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya, supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu”. [1] (Ar-Ro’d: 2).
Informasi semacam ini dibendung dari pengetahuan ummat manusia.