CakNun.com
Sinau Bareng Membangun Manusia Indonesia di Eropa

Mencari Pendeta Aufke Hofman

Bagian 7 dari 8
Aditya Wijaya
Waktu baca ± 2 menit

25 Desember 2016. Di akhir diskusi dengan teman-teman dari PPME Al Ikhlas, Cak Nun teringat masa-masa beliau menggelandang di Rotterdam, Amsterdaam, dan Berlin. Khusus di Amsterdam, beliau ingat betul dengan nama pendeta Hofman. Seorang pendeta yang membantu Cak Nun menguruskan izin tinggal dan bahkan memberi tempat tinggal. Cak Nun sempat bernostalgia dengan menceritakan tentang saat-saat beliau dibantu oleh pendeta Hofman. Mas Gandhie dibantu beberapa teman PPME Al Ikhlas mencari alamat pendeta Hofman. Cak Nun sendiri lupa alamat pasti beliau, yang jelas beliau ingat bahwa tempat itu ada di Amstelveen.

Pagi harinya dibantu mas Zaenal, kami berkeliling mendatangi berbagai kemungkinan tempat yang bisa menghantarkan kami, minimal mengetahui alamat dari pendeta Aufke Hofman. Tiga gereja kita datangi dan nihil. Bahkan jemaat senior gereja yang kita tanyai tidak mengenal siapa pendeta Aufke Hofman. Seingat Cak Nun, gereja dimana pendeta Aufke Hofman tinggal sudah berubah menjadi mall. Pencarian kita sengaja harus dihentikan mengingat kita harus mendatangi acara sinau bareng di Denhaag.

Cak Nun bertemu pendeta Hofman saat Beliau bersama Kiaikanjeng ke Belanda tahun 2008. Pertemuan kembali setelah 24 tahun. Dok. Progress.

Saat Cak Nun bersiap pulang ke tanah air, saya iseng membuka jurnal Cak Nun di youtube. Persis tebakan saya, alamat itu ada dalam video singkat berdurasi tak lebih dari 3 menit itu. Rembrandweg 158, Amstelveen. Tempat itu hanya berjarak 1,6 km dari hotel tempat kami tinggal selama di Amsterdaam. Saya mengabari beliau terkait hal ini dan meminta Mas Syafii dan mas Zaenal untuk mengecek keberadaan pendeta Hofman di alamat tersebut. Meskipun beliau sudah pindah dan masih dalam investigasi tim Belanda untuk mencari alamat beliau yang baru, ada satu penggalan fragmen yang saya tangkap di sini. Bahwa sungguh Tangan Allah bekerja lewat mekanismeNya sendiri. Alamat sedekat itu bahkan tak terjangkau oleh pengetahuan kita saat kita benar-benar mencari beliau. Atau mungkin ini godaan atau undangan dari Allah untuk mengunjungi Belanda lagi lain waktu? Wallahu ‘alam.

Lainnya

Maiyah Penangkal Petir

Maiyah Penangkal Petir

Memasuki tahun 2022, Kenduri Cinta kembali diselenggarakan secara offline.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta
Hilwin Nisa
Hilwin Nisa

Tidak

Tidak