Memohon Percepatan Balasan
Tentu Brakodin sulit menceritakan itu. Untung Junit tiba-tiba bertanya, menegaskan tema semula, “Jadi bagaimana penjelasan Mbah Sot tentang Akhirat Kecil”
“Itu ungkapan ketidaktegaan hati Mbah Sot melihat kehidupan orang kecil, rakyat jelata, yang selalu dibodohi, diakali, ditipu, diperdaya, dan dibikin kecelik berabad-abad lamanya”, jawab Sundusin, “demikianlah yang selalu terjadi sejak zaman komunalitas, Kerajaan, Negara, dan Globalisasi. Tetapi Allah tetap menyembunyikan rahasia yaroh…”
“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun akan melihat balasannya. Dan barang siapa melakukan keburukan seberat zarrahpun akan melihat balasannya” [1] (Al-Zalzalah: 7-8).
Kata Mbah Sot, dalam firmanNya Allah memberi jaminan mutlak bahwa setiap hamba-Nya akan menerima balasan baik atau buruk sesuai dengan perbuatannya masing-masing. Yang menjadi masalah adalah manusia, yang jiwanya dididik oleh kebudayaan menjadi sangat sederhana, dangkal, sempit, dan terikat oleh tradisi kasat-mata – sangat membutuhkan percepatan balasan Allah yang tampak oleh mata, terdengar oleh telinga, serta bisa dirasakan oleh indera.
Sangat banyak orang biasa, manusia awam atau rakyat kecil yang sering tak bisa menahan kesedihannya karena melihat para penguasa yang lalim dan kejam tidak kunjung dibalas oleh Allah. Mbah Sot merasakan sesungguhnya hati kebanyakan orang sudah hancur luluh lantak oleh merajalelanya kejahatan yang seolah-olah dibiarkan saja oleh Allah.
Kebanyakan dari mereka hidupnya menjadi kecil hati. Sebagian menjadi tidak percaya diri. Bahkan tidak sedikit yang kehilangan iman kepada kasih sayang Allah.