Kasih Lab-Lab Buat Anak Muda
Apa yang didapat dari Sinau Bareng bersama Mbah Nun dan KiaiKanjeng? Salah satu jawabnya: keserentakan atau kesekaligusan dalam satu titik bisa mendapatkan poin ilmu dari banyak pintu masuk.
Dari surat yang dibacakan Qariah, dari konsep Sinau Bareng, dari ultah Semarang, dan konsep kepemimpinan, Mbah Nun telah menebarkan sejumlah wawasan. Menjelaskan gradasi dan dinamika jenis dan tahap pembelajaran — tadris, tahfidh, ta’lim, ta’rif, dan takdib — sosiologi Semarang, hingga menjabarkan prinsip kepemimpinan berdasarkan surat al-Hasyr ayat 22-24.
Dari kesemua itu, Walikota Hendrar Prihadi mendapat pesan dari Mbah Nun. Dalam implementasi amar makruf nahi munkar, yang harus terus dipelajari, rakyat, individu, dan keluarga perlu ditingkatkan untuk mengontrol dirinya supaya dalam sejumlah tidak sampai diperlukan Perda, terutama pada hal yang titik tumpunya adalah pendidikan keluarga dan akhlak.
Di dalam mengembangkan kota Semarang secara dinamis, Pak Walikota perlu meningkatkan kasih-sayang kepada segenap warga. Sekalipun telah memiliki konsep pembangunan, sebaiknya ada 30 persen ruang buat ijtihad, sebab selalu ada kemungkinan dan kebutuhan buat ide-ide baru dan pembaharuan.
Dan secara konkret, Mbah Nun juga menyarankan agar walikota banyak menciptakan ruang dan lab-lab buat generasi muda. Ini karena Mbah Nun membaca bahwa ada kecenderungan kuat pada anak-anak usia 18-20 untuk mengerti banyak tentang banyak hal.