CakNun.com
Daur 2245

Islam Pethitha-pethithi

Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Kegagalan membangun peradaban kerjasama manusia dengan Allah itu dalam rentang abad-abad waktu yang panjang, menghasilkan akibat-akibat internal dan eksternal. Di dalam diri Kaum Muslimin tidak maksimal tumbuhnya kepercayaan dirinya tentang Al-Qur`an dan Islam.

Bahkan sebaliknya yang diam-diam diidap adalah ketidakpercayaan diri. Percaya kepada Al-Qur`an tapi tidak percaya diri di hadapan Al-Qur`an. Sangat meyakini Islam yang dipeluknya, tetapi tidak percaya keIslamannya sendiri di hadapan Islam.

Rasa tidak percaya diri atas keIslamannya sendiri itu disebabkan oleh beberapa faktor. Oleh pengetahuannya yang hampir tidak pernah benar-benar berkembang tentang Islam. Ketika sebagian mereka mulai merasa punya pengetahuan tentang Islam, mereka menjadi takabur dan diam-diam memiliki sikap sombong kepada kebanyakan Ummat Islam yang ia anggap tidak berpengetahuan Islam seperti mereka.

Mereka berlaku seperti pemuda remaja yang berada pada fase pubertas dan mulai mengenali kehidupan. Karena masih miskin pengetahuan, maka sangat sedikit pengetahuannya itu dirasakan sebagai kekayaan melimpah, sehingga membuatnya angkuh kepada sesamanya. Tidak perlu contoh untuk menyadari dan mengalami bahwa Muslim-muslim Puber ini sangat membuat gaduh silaturahmi antar Ummat Islam. Muncul dari perkotaan, memandang rendah yang di pedesaan. Muncul dari kelas sekolah dan menganggap bodoh yang disangkanya tidak berpendidikan.

Interaksi antar orang Islam terjebak dalam kompetisi kehebatan, unggul mengungguli, etosnya prestasi, mempertandingkan jumlah ibadah mahdloh dan perolehan pahala. Islamnya puber. Pethitha-pethithi. Kalau kasih pengajian, setting up-nya adalah pemberi pengajian selalu lebih alim, lebih soleh, lebih pandai, lebih hebat, lebih masuk sorga.

Padahal rumusnya jelas: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa”. [1] (Al-Hujurat: 13).

Lainnya

Korupsi Milik Kita Semua

Korupsi Milik Kita Semua

Sebelum uang dan harta Negara, kita sudah melakukan korupsi iman, ilmu, cara berpikir, sejatinya isi hati, setiap jenis perilaku dari yang sehari-hari kultural sampai yang kenegaraan dalam konstitusi dan birokrasi.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Exit mobile version