Ilmu Kelakone Kanthi Laku, Ojo Mbagusi
Bagaimana harapan kita semua untuk Bangsa Indonesia? Cak Nun ingin mendengar jawaban-jawaban dari tema Jiwa Pancasila. Melalui sambutan di awal, Ketua DPRD Surabaya berharap agar dari acara ini semua yang hadir bisa bersikap, bertindak, dan berbicara dalam kerangka ideologi bangsa yakni Pancasila.
Cak Nun menanyakan pada jamaah yang hadir, “Apakah Pancasila itu tujuan atau sebenarnya adalah rumusan perilaku Bangsa Indonesia?”. Kemudian beliau menjelaskan bertahap mulai dari tinjau etimologis kata Pancasila. Panca berarti Lima, sedang Sila dalam bahasa Kawi adalah pratingkah atau perilaku.
Dari pintu arti kata Pancasila tadi Cak Nun kemudian mengibaratkan, jika Pancasila adalah pohon maka sila pertama adalah akarnya, sila kedua adalah batang, sila ketiga adalah buah, sila empat adalah buah yang telah diolah dalam permusyawaratan perwakilan sehingga menjadi pemerintahan, dan tujuan Bangsa ada di sila ke Lima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan menjadi bangsa berkeadilan sosial ini serupa dengan filosofi Jawa Toto Tentrem Kertoraharjo juga konsep Baldatun Toyyibatun dalam Islam. Menjadi bangsa yang apik (thoyyib) berarti semua warganya diperlakukan baik, sehingga semua perilakunya tidak ada yang membuat Allah marah — menyempurnakan Baldatun Toyyibatun yakni Robbun Ghafuur.
Cak Nun juga sempat menceritakan kokohnya Candi Borobudur dan segenap detail relief-nya. Hal tersebut dimaksudkan agar semua mengingat betapa leluhur kita adalah bangsa berilmu, berperadaban tinggi baik sisi spriritual dan teknologinya.
“Ilmu kelakone kanthi laku, ojo mbagusi,” nasihat Cak Nun kepada semua yang hadir.