Hewan Pemimpin Manusia
Peradaban manusia sejauh ini menambah bukti kebenaran hipotesis para Malaikat: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’”. [1] (Al-Baqarah: 30).
Peradaban manusia sepanjang zaman dipenuhi oleh ketinggian dan kecanggihan Iqra` dalam hal-hal yang menyangkut perusakan hidup dan penumpahan darah. Satuan-satuan Kerajaan maupun Negara dibangun pada akhirnya berujung pada perampokan atas kekayaan bumi dan penguasaan atas sesama manusia.
Pengetahuan diteliti, ilmu digali, ideologi disusun, teknologi ditata, strategi dibangun, komunikasi dijaringkan, informasi direkayasa, dengan tujuan untuk mengambil alih hak Allah, memonopoli hasil-hasil rampokan untuk egoisme dan egosentrisme suatu kelompok di antara manusia. Segala kemungkinan tipudaya, makar atas nilai hakiki kemanusiaan, jebakan-jebakan politik, secara amat canggih diIqra`i oleh binatang-binatang pemuka kehidupan manusia, yang bahkan Allah menyebut mereka lebih hina dari binatang.
“Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan lebih hina lagi” [2] (Al-A’raf: 179). Disebut binatang karena sebagai manusia mereka tidak menggunakan akal dan kalbunya selain untuk kedhaliman kepada sesamanya. Disebut lebih hina karena pada hakikinya manusia diciptakan lebih mulia dari benda, tetumbuhan, dan hewan. Benarkah Iqra`ku ini?