CakNun.com

Gladi Resik Mencari Buah Simalakama

Redaksi
Mbah Nun diminta hadir menyaksikan gladi resik pementasan “Mencari Buah Simalakama” Perdikan Teater Yogyakarta tadi malam, 22 April 2017, di Gedung Pertujukan ISI Yogyakarta.
Klik gambar untuk memperbesar.

Menjelang hari-H pementasannya pada 26 April 2017 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, Perdikan Teater menggelar gladi resik pementasan “Mencari Buah Simalakama” tersebut di gedung Pertunjukan ISI Yogyakarta tadi malam. Secara khusus Mbah Nun diundang untuk menghadiri dan menyaksikan gladik resik ini. Pementasan naskah Mencari Buah Simalakama sendiri melibatkan dan menampilkan sesepuh-sesepuh  teater Jogja seperti Pak Joko Kamto dan Bu Sitoresmi.

Berikut sedikit cerita di dalam “Mencari Buah Simalakama”.

Raden Arjuna mendapat wangsit bahwa untuk menyelesaikan karut-marut di negeri Hastina harus ditempuh dengan mencari buah Simalakama. Diperintahlah Ki Lurah Semar untuk mencari buah tersebut yang kemudian bersama para Ponokawan sampailah ke Goa Kendalisodo, tempat Anoman bertapa dan menjaga Dasayitmo yang disebut sebagai simbol kejahatan. Ki Lurah Semar pun meminta Anoman untuk mencari buah tersebut hinggga ke Kahyangan.

Anoman tampak sedikit bingung karena itu berarti dia mesti meninggalkan tugasnya di Goa Kendalisodo, sementara tampak Dasayitmo mulai terbangun. Ki Lurah Semar menenangkan hati Anoman dengan mengeluarkan aji Kentut Semar untuk membuat Dasayitmo tertidur. Semar kentut, bumi bergoncang, Dasayitmo menjerit.

Mbah Nun memasuki ruang gedung pertunjukan bersama Pak Toto Rahardjo, duduk di bangku penonton dan mulai mengamati jalannya pementasan dengan teliti.

Selesai pentas gladi resik ini, Mbah Nun pun  dimintai pendapat oleh para senior yang terlibat langsung dalam pementasan ini. Mbah Nun layaknya supervisor yang mencermati kualitas berbagai komponen gagasan dan produksi pementasan teater, mulai dari materi-materi dialog, kualitas akting pemain, dan banyak unsur lainnya. (mzp)

Lainnya

Exit mobile version