Cak Nun Hadiri Pengajian Mari Goblok Bareng
Jumat 28 Juli 2017, di Dusun Gejayan Banyusidi Pakis Magelang yang berhawa adem dan ayem tetapi ramai, perhelatan Festival Lima Gunung ke-16 dengan tema “Mari Goblok Bareng” resmi dibuka. Festival ini disiapkan oleh warga dusun Gejayan yang berjumlah kurang lebih 250 orang sejak sebulan sebelumnya. Acara dibuka secara resmi pukul 15.00 dan langsung dilanjutkan pagelaran kesenian daerah secara bergilir.
Sampai kemudian pukul 21.00 Pak Tanto Mendut, beberapa perwakilan penyelenggara, dan Cak Nun bersama-sama naik ke panggung. Cak Nun sendiri diminta secara khusus oleh Pak Tanto buat hadir dan memberikan penglihatan-penglihatan bersama atas sejumlah hal termasuk apa yang secara rutin telah dilaksanakan oleh Komunitas Lima Gunung ini. Cak Nun tiba di lokasi sesudah beracara bersama KiaiKanjeng siang-sore tadi di Bank Indonesia Jateng Semarang.
Saat Pak Tanto, perwakilan-perwakilan, dan Cak Nun sudah naik di panggung, pengunjung festival yang tadinya membludak tak hanya di sekitar panggung namun juga hingga ruas-ruas jalan kampung akhinya merapat memenuhi venue hingga hampir tak tersisa ruang untuk bergerak saking penuh sesaknya pengunjung.
Cak Nun mengungkapkan kebahagiaannya bisa hadir di tengah masyarakat, dan hal pertama yang disampaikannya adalah tentang manusia. “Kalau belum jadi manusia jangan menjadi pejabat. Manusia harus memahami tentang konsep Muslim dan Mukmin untuk dapat berhasil dalam menjadi manusia, muslim adalah tentang menyelamatkan, dan mukmin adalah tentang mengamankan.”
Lalu bagaimana dengan tema nyentrik Mari Goblok Bareng? Para hadirin diajak oleh Cak Nun untuk mengenal tiga dimensi tipe manusia yaitu pinter atau bodoh, baik atau buruk, dan penak atau ra penak, yang terakhir ini berurusan dengan “roso”. Manusia yang sesungguhnya tidak goblok adalah mereka yang biso rumongso bukan rumongso biso, dan warga masyarakat serta segenap penyelenggara festival ini tidaklah termasuk kategori manusia goblok melainkan manusia yang tidak keminter.