Berada dalam Gelembung Mburuh kepada Allah
Tidak kali ini saja Mbah Nun dan KiaiKanjeng diundang dalam maiyahan bertemakan buruh. Setahun lalu bersama buruh pabrik Mie Sedap di Gresik, Mbah Nun mengajak para buruh menyadari sejatinya hidup ini pada dasarnya adalah Mburuh Kepada Allah. Karena kesadaran bahwa manusia berada dalam gelembung kecil sebagai buruh pabrik atau perusahaan itu berada dalam gelembung besar sebagai Abdullah (abdi/buruh Allah).
Kesadaran pengabdian yang berlapis-lapis inilah yang selalu ditekankan Mbah Nun. Karena kesadaran mainstream yang berlangsung hari ini memutus keterkaitan kita dengan Tuhan. Maka pijakan dengan ditariknya kesadaran sempit hingga sampai kepada kesadaran akan Tuhan begitu penting di awal sinau bareng ini.
Ketika kesadaran mburuh kepada Allah ini telah dimiliki, maka laku hidup kita akan selalu berdasarkan kehendak-Nya, bukan kehendak kita. Sehingga, hidup ini penuh berkah di manapun dan kapanpun kita berada. Baik sebagai buruh dari juragan, maupun pengabdian kepada orang tua, bangsa dan negara.
Mbah Nun selalu mengajak masyarakat yang hadir di setiap maiyahan untuk berpikir luas dan panjang. Apapun saja harus sampai kepada Allah. Tak terkecuali dalam tema buruh malam ini.