CakNun.com
Daur 2195

Allah Sangat Berterus Terang

Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Kata Mbah Sot, meskipun Allah dan Rasulullah bukan hanya menganjurkan, melainkan bahkan mewajibkan manusia mencari ilmu, tetapi jangan kita terjebak dengan menyangka bahwa ilmu adalah jalan yang membuat kita sampai kepada Allah. Apalagi tingkat dan jenis ilmu yang hanya diwujudkan menjadi teknologi keduniaan, kemajuan materialistik, dan keberhasilan semua di atas bumi.

Ilmu, pengetahuan, kehebatan, kekayaan dunia, keperkasaan, kekuatan, kekuasaan, dan apapun yang dibangga-banggakan dalam peradaban manusia, bukanlah bekal atau potensialitas yang berguna untuk mencapai Tuhan.

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. [1] (Al-Kahfi: 110). Kenapa ingin jumpa? Kenapa butuh ketemu? Karena rindu. Kenapa rindu? Karena cinta.

Karena cinta. Itulah satu-satunya urusan manusia dengan Allah. Sementara ummat manusia sedunia di zaman akhir ini, berabad-abad yang mereka sebut abad-abad kecerahan dan kemajuan – yang mereka bangun adalah segala sesuatu yang tidak laku di hadapan Tuhan. Mata uang peradaban mereka tidak ada harganya di loket Sorga.

Sudah jelas urusannya adalah perjumpaan dengan Tuhan, efektivitas manajemen Negara, Bangsa, dan Masyarakat tidak memfokuskan pada tema itu sebagai haluan program dan regulasinya. Sudah sangat berterus terang Allah mengungkapkan kesungguhan cinta-Nya dengan menyebut kecemburuannya “jangan mempersekutukan-Ku dengan siapapun” dan apapun dalam bercinta dan bersetia. Akan tetapi secara terang-terangan dan mantap rata-rata ideologi dan konsep pembangunan Abad 20-21 manusia malah mengejek dan melecehkan kesungguhan cinta-Nya, komitmen dan kesetiaan-Nya.

Lainnya

Min Adab-idDunya ilaa Fuad-ilJannah

Min Adab-idDunya ilaa Fuad-ilJannah

Al-Quran Tidak Ikut Pensiun

Alkisah, Allah serius menciptakan Nur Muhammad, sehingga melanjutkannya dengan bikin jagat raya alam semesta beserta penghuninya.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Exit mobile version