Agama Bluluk
Kemandekan itu, menurut Allah, membuat “mereka mengingkari Al-Qur`an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al-Qur`an itu haqq, yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?”. [1] (Al-Baqarah: 91).
Salah satu keputusan Allah dalam mengaransir kehidupan manusia adalah penyelenggaraan evolusi. Ia menciptakan alam semesta dalam enam hari. Kita sekarang berada entah di hari keberapa. Demikian juga akselerasi informasi, hidayah dan tuntunannya kepada ummat manusia, agar perjalanannya bisa tiba kembali di keharibaan-Nya. Semua bersifat evolusioner.
Markesot sering mengambil buah kelapa untuk melakukan simbolisasi evolusi alam dan perjalanan manusia. Di era Mbah Adam ditanam benih kelapa. Ratusan ribu tahu kemudian berlangsung untuk persemaian, penyiraman, pemeliharaan dan pengembangan tanaman kelapa. Sampai akhirnya berbuah, dan tahap awalnya adalah “bluluk”.
Katakanlah Kitab Taurat adalah kelapa pada tahap “bluluk”. Kemudian menjadi “cengkir” pada Zabur. Berikutnya menjadi “degan” yang dikenal sebagai Kitab Injil. Dan pada akhirnya disempurnakan menjadi buah kelapa yang matang: Al-Qur`an. Di abad 21 sekarang ini terjadi kelucuan besar-besaran di mana manusia membagi-bagi dirinya menjadi golongan-golongan – yang mereka sebut Agama.
Ada pemeluk Agama Bluluk, golongan lain memeluk Agama Cengkir, lainnya lagi memeluk Agama Degan. Dan ketiga golongan itu beramai-ramai atau diam-diam memusuhi ummat penikmat Kelapa. Mainstream berpikir internasional di muka berpikir bahwa itu adalah empat, bukan satu.