Mekah Madinah Padamu
Ta’qid“...Musuh utama pelaku Agama bukanlah Iblis, Setan, Dajjal, Ya’juj Ma’juj atau siapapun, melebihi ancaman-ancaman permusuhan dan penghancuran yang berasal dari dalam diri mereka sendiri...”
Musuh utama manusia bukan makhluk-makhluk lain yang bukan manusia. Alam, tanah, lautan, gunung, hutan, angin, hewan adalah sahabat-sahabat manusia, yang tunduk kepada kemauan manusia. Manusia sendirilah yang membuat alam bermanfaat baginya atau menjadi bencana bagi kehidupannya.
Musuh utama manusia adalah dirinya sendiri. Keserakahan mentalnya, kebebalan rohaninya serta kesempitan akalnya.
Musuh utama kaum beragama bukan pemeluk Agama yang lain. Sudah jelas mereka memang selalu saling bermusuhan satu sama lain, saling menipu, saling menyesatkan, menjebak, menjaring muslihat, menjegal dan menghancurkan, menteror-terorkan satu sama lain, secara terang-terangan maupun diam-diam.
Tetapi yang utama menjadi penghancur kaum beragama adalah kesempitan akalnya sendiri di dalam memperlakukan Agama. Kesempitan berpikir itu berjodoh pula dengan keserakahan terhadap kehidupan.
Musuh utama pelaku Agama bukanlah Iblis, Setan, Dajjal, Ya’juj Ma’juj atau siapapun, melebihi ancaman-ancaman permusuhan dan penghancuran yang berasal dari dalam diri mereka sendiri. Semua yang di luar dirinya tentu saja sangat potensial dan nyata sebagai musuh. Tetapi bukan musuh utama selain dirinya sendiri.
Para pelaku Agama dikuasai iman. Di dalam darah mereka mengalir iman. Seluruh jiwa dan raga mereka bergelimang iman. Hari-hari dan malam-malam mereka dipenuhi iman. Tak ada satu lubang pori-pori hidup mereka yang tak dihuni oleh iman.
Tidak ada peluang bagi Setan untuk menyentuh mereka. Tak ada kemungkinan bagi Iblis untuk merasuki mereka. Kalau Ya’juj Ma’juj menyerbu mereka, tinggal mereka tumbuhkan dan bangkitkan dua tanduk Dzulqornain.
Jika Dajjal bisa menggilas seluruh dunia tapi tak kuat menyentuh Mekah dan Madinah, setiap pelaku iman tinggal mendirikan Mekah dan membangun Madinah di dalam jiwa mereka, di rumah mereka, dalam keluarga mereka, masyarakat, bangsa dan Negara mereka.
Secara dunia, materi dan teritorial, Mekah Madinah terletak nun jauh diseberang benua. Tetapi secara akhirat, rohani dan nilai, Mekah dan Madinah tersedia untuk engkau bangun di dalam dirimu.
Madinah dan Mekah adalah tajalli, penjelmaan simbolik nilai Sang Maha Rahman dan Sang Maha Rahim, yang menggerakkan kakimu, tangan dan seluruh jasadmu. Memberimu informasi dari mana engkau berasal-usul dan ke mana satu-satunya tujuan yang tidak bisa tidak harus kau tempuh dalam perjalananmu.
Rahman Rahim membangun konstruksi kesehatan ragamu. Kematangan ilmumu. Keluasan pengetahuanmu, yang sejauh apapun engkau menjangkau, takkan pernah bisa kau injakkan kaki pikiran maupun imajinasimu di cakrawala.
Rahman Rahim menyusun ketenteraman keluargamu, keamanan masyarakatmu, keseimbangan organisasi kemakmuran Negerimu. Rahman dan Rahim dengan beribu-ribu berjuta-juta berjenis-jenis asisten-Nya, staf-Nya atau pesuruh-Nya, mengawalmu di seluruh garis, lipatan atau lingkaran waktu. Di seantero bentangan ruang, yang kau jejaki dengan kakimu atau kau gagas dengan pikiranmu, serta kau tembus dengan perangkat lunak rohanimu.
Iblis yang bertugas mengujimu, yang merambahi seluruh sisi ruang dan merasuki setiap butir debu, yang berlalu lalang langit bumi dan bumi langit serta mengendap di sel-sel darahmu — tidak mencemaskanmu — karena dirimu adalah semesta ahsanu taqwim yang bermuatan Mekah dan Madinah.
Setan tidak pernah kau temukan di luar dirimu, tak pernah kau kasih ruang untuk lahir dari kedalaman jiwamu, dari kecurangan pikiranmu, dari keserakahan mentalmu, atau dari kebebalan rohanimu. Dajjal silakan menaklukkan Bangsamu dan semua Bangsa-bangsa yang lain di seantero Bumi. Tetapi engkau tidak gelisah, takut atau apalagi panik. Sebab ia bukan tandinganmu.
Dan engkau tidak diamanati oleh Tuhan pencipta Dajjal untuk melawan makhluk mengerikan itu, kecuali hanya dalam lingkup dirimu sendiri beserta keluargamu. Apabila sebagai manusia, sebagai bagian dari suatu Bangsa atau warga dari suatu Negara: engkau dikehendaki oleh Tuhan untuk disapu, digilas dan dibunuh oleh Dajjal — itu bukan kekalahan, bukan penderitaan.
Itu adalah kemuliaan di hadapan Tuhanmu.
Sebab Mekah Madinah di dalam jiwa dan aliran darah kehidupanmu tidak bisa disapu, digilas, dikalahkan atau dibunuh atau dimusnahkan oleh siapapun selain Tuhan sendiri. Sebab di dalam Mekah dan Madinah-Nya pada jiwamu: mati itu tidak ada.