Lama Malam Menunggu Pagi Ihtifal Maiyah
Seperti tak sabar menunggu terbitnya matahari pagi hari Jumat 27 Mei 2016, sejumlah Penggiat Maiyah yang sedari siang hari kemarin hingga malam sibuk mempersiapkan segala hal yang mendukung kelancaran Ihtifal Maiyah, seperti tak bisa memejamkan mata. Mereka lebih memilih duduk-duduk ngobrol santai dalam beberapa lingkaran. Saling berbagi cerita kemesraan Maiyah di daerah masing-masing. Sambil tak lepas menyimak Tadabburan di Unair Surabaya melalui saluran streaming radio.maiyahjournals.com.
Melihat dan merasakan suasana persaudaraan dan keterlibatan aktif para penggiat Maiyah, Cak Nang mengatakan, “Acara kali ini beda Mas, pada beberapa gelaran acara sebelum sebelumnya rasanya jamaah datang sebagai tamu, tapi untuk kali ini, mereka hadir bukan hanya sebagai tamu tapi yang punya hajat. Ini benar benar seperti ‘riyaya’ atau hari rayanya Maiyah.”
Memang semakin hari paseduluran Maiyah semakin kuat terasa. Hal yang juga dirasakan dan dikatakan oleh Mas Fathur, seorang penggiat Maiyah dari Jogja. “Seandainya ilmu yang didapat dari Maiyah ini sulit melekat di benak saya, setidaknya persaudaraan ini, saya yakin akan mempermudah jalan hidup saya selanjutnya,” ungkapnya.
Lepas tengah malam, bersamaan dengan hadirnya penggiat lain, rombongan Letto memasuki pelataran rumah Menturo. Dan ketika kemudian matahari memerah di ufuk timur, datanglah rombongan satu bus kelompok kesenian Komunitas Lima Gunung Magelang pimpinan Pak Tanto Mendut yang malam tadi sudah berada di Jawa Timur duluan dan ikut hadir Tadabburan di Unair.
Mulai Pembacaan Al-Quran 30 Juz
Tepat pukul 05.45, bertempat di Masjid Al-Faruq Umar bin Khattab, penggiat Maiyah bersiap memasuki mata acara pertama dari rangkaian Ihtifal Maiyah, yaitu pembacaan Al-Qur’an 30 juz. Pembacaan ini dipimpin oleh Cak Lutfi penggiat Bangbang Wetan. Direncanakan pembacaan ini akan berhenti pada saat masuk shalat Maghrib dan sampai pada surat ke-100, yaitu al-‘Adiyat. Kemudian 14 surat terakhir akan dibaca bersama-sama dengan jamaah sebagai bagian dari puncak acara Ihtifal Maiyah yang dimulai usai shalat Isya’ dan akan dilanjut dengan doa Khatmil Qur’an oleh KiaiKanjeng.
Sebelum memulai pembacaan Al-Qur’an, Cak Lutfi menyampaikan doa dan harapan, “Mari kita berdoa, dengan pembacaan Al-Qur’an yang segera kita jalankan bersama ini, Allah berkenan memberikan kelancaran acara Ihtifal Maiyah. Dan khusus kita mohonkan kepada Allah kesehatan, kekuatan, dan keberkahan buat Mbah Nun, guru kita”.