CakNun.com
Kenduri Cinta, Taman Ismail Marzuki Jakarta, 7 Oktober 2016

Integralitas di Tengah Keping-keping Indonesia

Redaksi
Waktu baca ± 2 menit

Suasana sangat ramai dan padat. Semalam, masyarakat urban Ibukota melingkar di pelataran Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta. Perhelatan rutin bulanan ini berlangsung di antara pusaran-pusaran isu media massa yang tak kunjung menyuguhkan apa yang sejatinya dibutuhkan bangsa Indonesia. Informasi muncul deras bertaburan tetapi sama sekali tidak layak disebut sebagai informasi. Mereka yang melingkar ini meneguhkan diri untuk tidak terseret oleh topik-topik yang berseliweran dan dibahas tanpa ilmu dan logika yang jelas titik berat dan titik fokusnya.

Kenduri Cinta Oktober 2016
Kenduri Cinta Oktober 2016

Bersama para sesepuh yang hadir, Cak Nun, Syaikh Nursamad Kamba, Yai Tohar, dan lain-lain, mereka mencoba memungut segala sesuatu apakah kepingan-kepingan persoalan, informasi, ataukah kegelisahan-kegelisahan yang membeban di hati, untuk kembali diletakkan dalam satu keutuhan cara pandang. Yakni integralitas. Boleh jadi selama ini kebutaan telah menyelimuti mata pandang. Yang berada di balik permukaan pun jadi tak tampak. Padahal harus sampai pada yang di balik permukaan itulah setiap analisis jika hendak mencapai kejelasan, akurasi, dan esensi.

Integralitas adalah bahasa lain dari tauhid. Tak hanya tauhidullah, melainkan tauhid atau kesatuan manusia dengan alam maupun sesama manusia lain. Dengan kesadaran tauhid, manusia mencari gathukan-nya segala sesuatu, apakah berita, fragmen, kejadian, kebijakan, pernyataan, keadaan, dan lain-lain dalam timbangan nilai yang menyeluruh. Gathukan-nya pun tidak hanya dalam dimensi ruang, tetapi juga dalam dimensi waktu yang rentangannya jauh sampai ke masa depan, sampai ke saat perjumpaan dengan Allah di Sorga kelak, melalui rute hidup wajib adadi di mana tak seorang pun bisa luput darinya dengan segala perilakunya yang tak bisa lolos dari hisab lembut dan detail Tuhan. (hm/is/wong/gan)

Lainnya

Exit mobile version