Ide Cak Nun untuk Ekspresi Semboyan Sragen Guyub Rukun
Ada hal menarik yang terjadi di Maiyahan Gemolong 8 Oktober lalu, yaitu ketika Cak Nun menyarankan ekspresi lain bagaimana mengungkapkan slogan Sragen. Di depan rakyat dan masyarakat Sragen saat itu Bu Yuni sempat mengajak semua hadirin meneriakkan slogan Sragen Guyub Rukun dengan cara tangan kanan dikepalkan.
Cak Nun merasa gerakan itu kurang pas. Kepalan tangan kanan itu seperti orang akan menantang. Sebagai alternatifnya, diusulkan oleh Cak Nun untuk mengangkat kedua tangan sedikit di atas kepala dengan kedua tangan bertangkupan. Ekspresi ini menurut Cak Nun lebih bisa menggambarkan kandungan guyub rukun. Ada kerekatan dan semangat kebersamaan yang terungkapkan dalam gerak itu. Ide ini diterima dengan baik oleh Bu Bupati, dan siang ini dipakai, dan semua pegawai dan pimpinan daerah lain mengikutinya, yang berarti telah disosialisasikannya. Itulah salah satu sumbangan Cak Nun buat Sragen.
Acara siang ini diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan ayat suci al-Quran, dan sambutan oleh Bu Bupati. Sementara itu, sebelumnya KiaiKanjeng menghadirkan dua nomor yaitu Gugur Gunung dan Jo Podo Nelongso. Magnet kebersamaan memancar sangat kuat panggung ke sekitar dua ribuan pegawai yang hadir. Atau sebaliknya, kandungan niat baik dan kebersamaan dari dalam diri mereka juga memberikan kekuatan khusus pula kepada Bu Bupati, Kapolres, dan Dandim, serta makin mengental dalam olahan Cak Nun.
Pada bagian awal, Cak Nun mengawali Ngaji Bareng ini dengan mengajak seluruh hadirin untuk membaca Alam Nasyroh (surat al-Insyiroh), agar semuanya mendapatkan enteng dan lapang hidupnya serta diangkat derajatnya oleh Allah Swt. Pemahaman lain atas surat ini juga dijelaskan secara ringkas. Bahwa surat ini mengandung struktur urutan, dan ada titik berat pada ‘sesungguhnya’ bersama (bukan ‘sesudah’, seperti tafsir selama ini) kesulitan terdapat kemudahan.
Pesan pertama Cak Nun bagi Bu Bupati dan jajarannya dalam konteks Indonesia atau NKRI sebagai rumah besar bersama adalah Sragen harus kompak, pemimpin dan rakyat harus saling melindungi satu sama lain, dan harus mengembangkan cara berpikir yang menyeluruh dan merengkuh, bukan berpikir yang mengembangkan kebencian. (hm/adn)