CakNun.com
Catatan Tadabburan Bhakti Santri, Ponorogo 22 Oktober 2016

Bingkai Global untuk Santri

Redaksi
Waktu baca ± 2 menit

Tantangan yang dihadapi umat Islam dan bangsa Indonesia sangatlah mengerikan yakni penjajahan global yang bertujuan menghancurkan umat Islam dan merampok kekayaan Indonesia. Tatkala Cak Nun berpesan agar santri tidak mengabdi kepada yang bukan-bukan, sesungguhnya secara implisit para santri diajak untuk mengerti konteks global yang tengah mereka hadapi saat ini.

Foto: Adin.
Foto: Adin.

Sama saat ketika mereka dipesan agar tidak minder, tetap harus percaya diri, tidak mudah terkecoh oleh istilah-istilah yang menipu daya pikiran, pengkutub-kutuban konsep misal antara budaya dan agama, antara demokrasi dan Islam, serta bentuk penjajahan lain-lain, sesungguhnya Cak Nun tengah mengingatkan para santri akan kondisi penjajahan global yang sedang berlangsung.

Untuk situasi seperti itu, sekurang-kurangnya para santri atau pesantren diminta untuk terus-menerus memperbaharui kurikulumnnya, dari ta’lim menuju takdib. Dari manusia data/pengetahuan dan manusia pengolah data menuju manusia adab. Serta yang paling penting menyadari bahwa keadaan Indonesia hari-hari ini tak bisa diatasi atau diperbaiki tanpa ditemani oleh pertolongan Allah dan Syafaat Kanjeng Nabi Muhammad Saw.

Foto: Adin.
Foto: Adin.

Pukul 01.23, acara sudah tiba di puncaknya. Semua berdiri mengamini doa yang dilantunkan Cak Nun dan kemudian bersama-sama para santri dan jamaah menembangkan Tombo Ati dalam berbagai versi bersama KiaiKanjeng. Kini mereka satu per satu salaman dengan Cak Nun, Pak Bupati, dan Bapak-bapak lainnya. Dari seorang penanya tadi Cak Nun mendapatkan cinderamata berupa baju warok berwarna hitam yang langsung dikenakannya. Dan betapa bangga para santri pulang kembali ke pondok-pondok masing dengan diiringi lagu-lagu yang dipersembahkan KiaiKanjeng. Sebagian masih bertahan dan naik ke panggung menunggu untuk bisa berfoto dengan para personel KiaiKanjeng. (hm/adn)

Lainnya

Exit mobile version