CakNun.com
Ngaji Bareng Haul Kiai Haromain, Jaken Pati 7 Desember 2016

Bertemu Terus Dengan Benih Masa Depan Dunia

Redaksi
Waktu baca ± 2 menit

Siang ini Cak Nun dan KiaiKanjeng berada di desa Sumberarum Jaken Pati untuk memenuhi pemohonan pengajian bersama masyarakat dalam rangka memeringati haul ke-39 Kiyai Haromain, seorang kiai yang menyebarkan Islam di desa ini dan sekitarnya.

Foto: Adin.
Foto: Adin.

Situasinya bukan sesuatu yang mudah. Lokasinya cukup pelosok, sekitar 25 kilometer dari kota Pati. Panggung bukan di lapangan tetapi di depan masjid dan di sekitarnya adalah rumah-rumah sehingga tempat audiens tak cukup luas benar. Acara pun digelar siang hari, tak seperti Maiyahan biasanya. Sejak senin hujan terus, dan pagi tadi hingga siang gerimis masih turun. Audiens khas rakyat, dan di depan didominasi oleh ibu-ibu.

Tetapi tidak perlu waktu lama Cak Nun dan KiaiKanjeng untuk “menaklukkan” keadaan. Bahasa komunikasi yang mudah dan lahir dari kecintaan di dalam hati kepada masyarakat dari Cak Nun sangat masuk dan menyambungkan pertautan dengan cepat.

Masyarakat desa ini sebenarnya tidak membayangkan dan tidak percaya kalau Cak Nun dan KiaiKanjeng akan benar-benar hadir ke desa mereka. Siang ini mereka melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Cak Nun dan KiaiKanjeng ada di antara mereka.

Foto: Adin.
Foto: Adin.

Bagi Cak Nun ini adalah satu di antara deretan panjang ribuan perjumpaan dengan masyarakat bawah di tengah beliau sendiri sedang menguyapakan berbagai langkah “urat leher” bagi kondisi politik nasional dengan strategi yang memungkinkan dari jarak dan posisi beliau, di tengah beliau sedang sibuk menulis untuk membimbing masyarakat memahami apa yang sesungguhnya berlangsung atas bangsa dan negara kita.

Ketika Pak Bupati Hariyanto usai menyampaikan sambutan yang di antaranya menyampaikan terima kasih atas kehadiran Cak Nun dan KiaiKanjeng serta mengajak masyarakat untuk menyimak pesan-pesan Cak Nun, Cak Nun menegaskan bahwa sebenarnya rakyat tidak membutuhkan tausiyah, melainkan para pejabatlah yang perlu mendapatkan tausiyah. “Rakyat ya mesti saja mau mendengarkan karena saking sabar dan jembar hatinya. Tidak ada wong cilik yang gelut dan congkrah, tetapi kalau mereka saling gelut itu akibat dari pemerintah pusat. Umat Islam Indonesia adalah Benih Masa Depan Dunia. Jadi panjenengan semua jangan minder, sebab ya Panjenengan sendiri masa depan itu. Yang berkuasa di atas itulah yang menyebabkan rusak. Pak Bupati pun posisinya tertekan dari atas. Maka saya temani para Bupati di berbagai daerah. Pak Bupati harus kompak dengan masyarakat untuk menjaga daerahnya dari ‘penjajahan’,” pesan Cak Nun kepada Pak Bupati yang tak lain adalah salah satu keturunan Kiyai Haromain. Pada prinsipnya Cak Nun mengajak masyarakat dan Pak Bupati untuk lompat dari budaya “ceramah”, menuju sesuatu yang lebih esensial dan sejati. “Saya datang ke sini karena saya cinta kepada masyarakat dan rakyat,” tegas Cak Nun. (hm/adn)

Lainnya

Topik