Bertemu Guru Semasa SMA
Tiba di Bandara Soekarno-Hatta, rombongan KiaiKanjeng segera melakukan check-in untuk penerbangan selanjutnya. Cak Nun, Ibu Via, Rampak, dan Mas Zakky segera menuju Sriwijaya Air Lounge untuk istirahat menunggu saat boarding.
Setelah melewati antrian yang cukup panjang, akhirnya KiaiKanjeng sudah masuk di selasar atau koridor menjelang ruang boarding. Sebagian mencari tempat merokok, sebagian lain duduk-duduk di kursi-kursi yang tersedia di kanan-kiri.
Mas Alay dan Mas Yudhis duduk berdekatan sambil siaga berkoordinasi memantau dan memastikan semua personel sudah check-in. Berseberangan dari tempat duduk dua korlap itu, Adit dan Imam duduk berdua dan tampak asik berbincang-bincang.
Di depan mereka orang-orang berjalan menuju arah boarding. Tiba-tiba Adit “drummer muda” KiaiKanjeng berdiri dan menemui salah seorang yang sedang lewat. Seorang Ibu berjilbab, bersama dua orang anak muda. Rupanya Ibu tersebut adalah guru Biologi di SMA tempat Adit menuntut ilmu ketika itu.
Bu Guru biologi ini ternyata akan menuju Pangkalpinang. Dan di sana, beliau dan dua orang muridnya akan melakukan penelitian gerhana matahari.
Adit dan Bu Guru sejenak terlibat bicara akrab. Bu Guru bilang, “Saya lupa nama kamu, tapi ingat wajah-mu.” Dan sungguh jangan ditiru, sampai berpisah pun, Adit ternyata juga belum berhasil mengingat nama sang guru itu. Meskipun saling lupa nama, tapi kedua orang itu tetap ingat akan masa kebersamaan saat di sekolah. Ibu sebagai guru, dan Adit sebagai murid.