CakNun.com

Reportase Kenduri Cinta Maret 2013: Asongan Akherat

Kenduri Cinta
Waktu baca ± 18 menit

“Saya bukannya mengagung-agungkan Jawa, tapi Jawa itu medhok, fundamental. Televisi-televisi dan selebritis kerjanya mengejek orang Jawa setiap hari. Kita semua nggak percaya diri. Padahal kemuliaan adalah kesanggupan kacang untuk menjadi kacang. Siapa bilang jagung lebih tinggi daripada kacang?”

“Bilal tidak fasih melafalkan adzan, terutama dalam pelafalan syin dan shod. Semua sahabat marah.Nabi menjawab, ‘Kalau Bilal bilang sin itu karepe syin, kalau bilang syin maksudnya sin. Tidak sampai dengan mulut dia’. Jadi, kelemahan dan keterbatasan mulut itu tidak masalah, beda halnya dengan kesombongan intelektual.”

“Di antara aksara-aksara di dunia, tidak ada lagi aksara dho’ keuali di aksara Jawa. Bahasa Arab dibungkus dengan Bahasa Arab, begitu pula dengan Bahasa China, Jepang, dan Korea.Kita nggak pede, bahasanya Bahasa Indonesia tapi dibungkus dengan aksara Latin. Yang lebih ajur, ada ratusan huruf di Nusantara yang tiba-tiba hilang. Di Sumatra Selatan terdapat banyak aksara. Ada aksara Kaganga dari Suku Rejang, itu sudah tua sekali dan sampai sekarang pelafalnya masih ada, tapi tidak lagi diajarkan di sekolah-sekolah.”

“Sekarang, ada yang disebut bahasa daerah, dibedakan dari bahasa Indonesia. Kenapa bukan disebut Bahasa Indonesia Makassar, Bahasa Indonesia Batak, dan semacamnya? Mau tidak mau, cara Anda berpikir merupakan hasil cetakan dari bahasa ibu. Ketika Anda melafalkan bahasa lain pun tetap menyesuaikan dengan cetakan dasar tadi. Sekarang citranya seakan-akan bahasa daerah itu kampungan. Bahkan sekarang untuk mengucapkan ‘Aku cinta Indonesia’ pun bilangnya ‘I love Indonesia’.”

“Pada urusan kata-kata yang merupakan perwakilan pikiran kita saja kita sudah tidak percaya diri. Jangan-jangan yang keluar dari mulut kita tidak jujur? Tidak sinkron? Jangan-jangan yang kita pikirkan tidak sepenuhnya menjadi transformasi informasi?”

Tiga jamaah mengajukan pertanyaan.Faisal dari Depok mengeluhkan kemerosotan akhlak dan menanyakan bagaimana cara berpikir dengan benar, terhindar dari halangan-halangan yang ada. Luqman menyatakan kegelisahannya melihat Indonesia. Menurut pendapatnya, Indonesia menjadi seperti ini mungkin disebabkan pula oleh cara membesarkan generasi muda yang tidak tepat. Dia juga mempertanyakan apa maksud yang hendak disampaikan dalam cerita-cerita rakyat seperti Malin Kundang, Sangkuriang, dan Jaka Tarub. Dadang dari Kafir Liberal mengaku sedang berusaha menjalankan Islam secara kaffah, yang pelakunya dengan demikian disebut kafir. Dadang bertanya apakah menurut Cak Nun anggapannya itu sah.

“Saya kira kita harus melakukan tahap-tahap yang agak panjang untuk memahami proses berpikir. Kalau mau jadi ahlul fikri, perlu dipahami kalau otak kerjanya berpikir, tapi tidak bisa bekerja kalau tidak melalui dialektika dengan akal. Akal ini separo ada di kamu dan separo lagi ada di Allah. Ubun-ubunlah tempatnya gelombang Allah.”

“Hidayah Allah ada bertingkat-tingkat. Ini bukan karena perbedaan supply Allah kepada manusia, melainkan prosesormu yang menentukan apakah kamu dapat ilham, fadhilah, atau karomah. Tinggal ambil. Saya ngomong begini bukan untuk pamer, tapi saya memang tak pernah berpikir. Saya cuma nyetel mesin ini. Allah mempekerjakan otak saya dengan akal. Allah ngasih hidayah terus-menerus tanpa batas.Ilham sudah jelas ada. Kamu tinggal membangun software. Kalau lebih tinggi kompatibilitasnya, lebih tinggi pula yang mampu kita tangkap. Makanya Muhammad dibersihkan dadanya agar dialektika dengan dadanya refreshed. Muhammad bukan ‘dibersihkan’ tapi ditingkatkan softwarenya.”

“Saya ini setiap kali nulis nggak pernah mikir. Yang bekerja bukan saya, tapi otak saya. Otak saya kan bukan saya. Makanya saya nggak lelah karena saya mempekerjakan onderdil-onderdil yang telah Allah sediakan. Mengenai proses berpikir yang benar, hati-hati juga karena efek dari tidak mampu memahaminya adalah menjadi gumunan, menganggap tokoh-tokoh sebagai wali. Sampai lalu ada wali kesepuluh atau walisongo Jawa Timur.Sekarang ini wali atau tidaknya seserang ditentukan oleh biro travel, dan itupun dengan pertimbangan praktisnya tercapai bus atau tidak. Yang tertindas-tindas diagungkan, ono wong sengsoro sithik disembah.”

“Kita sering keliru karena tidak berpikir jernih. Kamu berspekulasi mengerti, tapi untuk benar-benar mengerti harus ada istikhoroh, harus ada konfirmasi dari Allah.”

Kenduri Cinta Maret 2013
Kenduri Cinta Maret 2013

“Dekadensi itu menurunnya fungsi. Kalau misalnya ada calon bupati yang membangun gedung untuk pesantren menjelang pemilihan, apakah itu perbuatan baik atau tidak?Apa dia bener-bener ngasih?Itu adalah peristiwa dia memberi sesuatu bukan untuk kepentingan pesantren tapi untuk kepentingan dia sendiri. Itu bukan shodaqoh tapi nyogok.”

“Kebanyakan orang tua berpesan pada anaknya untuk bekerja keras agar menjadi orang sukses, dengan cara apapun, asalkan jangan lupa sholat. Anda nggak ngerti mana yang primer mana yang sekunder. Padahal sudah jelas yang dikatakan Tuhan, bahwa di dalam perjuanganmu mencari-Nya di akhirat, jangan lupa nasibmu di dunia. Yang primer adalah mencari Allah, dan dunia sifatnya sekunder. Sekarang, koruptor seperti apapun kalau sudah mbangun masjid berubah jadi baik kan citranya? Ini karena masyarakat tidak punya parameter kebaikan. Masyarakat terlanjur sudah menyerahkan parameter itu kepada hukum negara. Padahal hukum itu hanya tahu dalam level sangat kecil. Hukum hanya tahu orang nyopet, tanpa tahu kenapa orang itu sampai mencopet. Padahal ada level lebih tinggi daripada hukum, yakni akhlak, takwa, dan kemuliaan.”

“Ariel sudah dihukum, sekarang jadi selebritis nomor satu. Masyarakat tak punya akhlak, padahal kewajiban masyarakat adalah menghukum secara moral.”

“Tentang kenapa Malin Kundang dikutuk jadi batu, itu mungkin meniru Allah yang mengutuk manusia menjadi kera. Dan dalam kutukan itu Allah menggoda juga. Yang dikutuk itu orang Yahudi, di sananggak ada kera. Tuhan sengaja menujukkan kepada Anda bahwa yang dikutuk itu orang dari daerah tropis yang berada di sana. Yang disebut itu makanan kita semua : ada bayam, kacang adas, dan sebagainya. Kalau kamu kutuk-kutuk Yahudi, ya kudu ngguyu dhewe.”

“Saya ini tiap hari, daripada nonton TV Indonesia, nontonnya Mixed Martial Art. Semua petarung MMA ini sangat relijius. Mereka sangat mencintai satu sama lain. Misal ada seorang legendaris MMA, Randy Couture, umur 37 tahun, lawan anak muda umur 28 tahun Lyoto Machida dari Brazil. Dalam satu ronde Couture kalah dengan satu tendangan. Machida langsung mendatangi Couture, membangunkannya, lalu mendudukkannya, menciumi tangannya dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi sambil meneriakkan, ‘He’s our hero!’”

Thariqat (jalan menuju puncak kesejatian hidup) itu boleh lewat manapun – apakah itu lewat kekayaan, jabatan, lukisan, dan lain-lain. MMA itu kan jelas kontraknya, jelas aturannya. Selesai bertanding mereka saling berpelukan sama sekali. Petarung-petarung kehidupan ini sangat bersatu dan mencintai satu sama lain.

“Kehebatan adalah ketika kita selalu ingat Tuhan,” kata seorang petarung Brazil.

“Mereka bisa relijius dan cinta satu sama lain dan cinta satu sama lain karena telah merasakan puncak rasa sakit dalam kehidupan. Kamu pernah sakit apa? Kalau belum merasakan yang terpahit, kamu tidak akan merasakan getaran Allah.”

“Anda sholat tiap hari, sudah merasa sempurna dengan sholat. Sejak Al-Fatihah kita sudah menjadi berada dalam kemuliaan.Mendasari pekerjaan dengan bismillah, memuji Allah, menjunjung Allah, lalu mengakui ke-Raja-an Allah, melakukan satu lagi ikrar. Setelah takdzim benar, baru meminta jalan lurus. Minta jalan lurus ini diucapkan oleh orang yang sudah lurus atau yang masih sesat?”

“Tentang cerita-cerita anak yang Anda kritik tadi, adalkan pendidikan berpikirnya benar ya nggak masalah. Bukan kita tak punya riwayat, tapi cara berpikir kita yang keliru ketika mengidentifikasikan dongeng-dongeng.”

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Topik